TUGAS KULIAH EKONOMI
MAKRO
KELAS KAMIS MALAM
KEBIJAKAN FISKAL DAN
KEBIJAKAN MONETER
Disusun
guna memenuhi tugas mata perkuliah Ekonomi Makro S1 manajemen dengan dosen
pengampu Ibu Dra. Sri Purwantini, MM
Muhammad
Rizal Zain
(B 131
12 0306)
FAKULTAS
EKONOMI UNIVERSITAS SEMARANG
SEMARANG
2014
A. CONTOH
KEBIJAKAN MONETER
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank
Indonesia pada 13 Maret 2014 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar
7,50%, dengan suku bunga Lending Facility dan suku bunga Deposit Facility
masing-masing tetap pada level 7,50% dan 5,75%. Kebijakan tersebut masih
konsisten dengan upaya untuk mengarahkan inflasi menuju ke sasaran 4,5±1% pada
2014 dan 4,0±1% pada 2015, serta mengendalikan defisit transaksi berjalan
menurun ke tingkat yang lebih sehat. Perkembangan sejauh ini menunjukkan
inflasi yang terkendali dan defisit transaksi berjalan yang menurun. Ke depan,
Bank Indonesia tetap mencermati berbagai risiko, baik dari global maupun domestik,
dan menempuh langkah-langkah antisipatif guna memastikan stabilitas ekonomi tetap
terjaga dan mendorong perekonomian bergerak ke arah yang lebih seimbang sehingga
dapat mendukung perbaikan kinerja transaksi berjalan. Untuk itu, Bank Indonesia
akan terus memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial, melanjutkan
upaya pendalaman pasar keuangan, serta meningkatkan koordinasi dengan
Pemerintah dalam pengendalian inflasi dan defisit transaksi berjalan, termasuk
kebijakan untuk memperbaiki struktur perekonomian.
Hasil evaluasi Bank Indonesia menunjukkan
pemulihan ekonomi dunia masih berlanjut, namun dengan akselerasi yang tidak
sekuat perkiraan sebelumnya. Pemulihan terutama ditopang oleh perbaikan ekonomi
negara maju, sejalan dengan masih berlanjutnya stimulus moneter dan menurunnya
hambatan fiskal, sementara pertumbuhan ekonomi China belum kembali meningkat
terkait dengan kebijakan rebalancing yang sedang ditempuh. Perkembangan ini
pada gilirannya menyebabkan kenaikan harga komoditas primer dunia masih
terbatas. Bank Indonesia akan terus mencermati berbagai risiko dari
perekonomian global, terutama terkait dengan normalisasi kebijakan moneter the
Fed, kemungkinan pemulihan ekonomi global yang tidak sekuat perkiraan akibat perlambatan
ekonomi China, dan kerentanan eksternal yang dapat muncul di beberapa negara
emerging markets.
Bank Indonesia memandang bahwa moderasi
pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan berlanjut dengan komposisi yang lebih
seimbang. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan akan lebih rendah dari
perkiraan semula, akibat lebih terbatasnya pengaruh pelaksanaan Pemilu
dibandingkan dengan dampak di periodeperiode Pemilu sebelumnya, serta
berjalannya transmisi kebijakan stabilisasi yang ditempuh Bank Indonesia dan
Pemerintah. Sementara itu, pertumbuhan investasi, termasuk investasi non-bangunan,
diperkirakan kembali naik terutama mulai semester II 2014. Ekspor riil juga lebih
berada dalam tren meningkat, meskipun tidak sekuat perkiraan sebelumnya, akibat
pertumbuhan ekonomi dunia yang belum kuat dan dampak temporer implementasi UU Minerba.
Dengan asesmen ini, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia
2014 berada pada kisaran 5,5-5,9%. Pertumbuhan ekonomi yang lebih seimbang
menopang berlanjutnya perbaikan kinerja sektor eksternal Indonesia, baik dari
neraca pedagangan maupun neraca finansial. Neraca perdagangan Indonesia yang
pada Januari 2014 mencatat defisit sebesar 0,43 miliar dolar AS, lebih
dipengaruhi pola musiman yang menurunkan ekspor komoditas nonmigas utama dan
dampak penerapan UU Minerba yang diperkirakan temporer. Sementara itu, ekspor
manufaktur seperti mesin dan mekanik, produk kimia, dan produk dari logam pada
Januari 2014 tumbuh cukup tinggi. Ke depan, Bank Indonesia memperkirakan neraca
perdagangan akan kembali mencatat surplus, bersumber dari membaiknya ekspor
yang didorong oleh naiknya permintaan dari negara mitra dagang, serta
terkendalinya impor sejalan dengan moderasi permintaan domestik. Bank Indonesia
berkeyakinan bahwa defisit transaksi berjalan 2014 dapat ditekan di bawah 3,0%
dari PDB. Sementara itu, dari neraca finansial, aliran masuk modal asing
diperkirakan terus membaik dipengaruhi prospek ekonomi domestik yang semakin
sehat. Hingga Februari 2014, aliran masuk portfolio asing ke pasar keuangan
Indonesia telah mencapai Rp 34,6 triliun. Dengan perkembangan positif tersebut,
cadangan devisa Indonesia pada Februari 2014 meningkat menjadi 102,7 miliar
dolar AS, yang setara 5,9 bulan impor atau 5,7 bulan impor dan pembayaran utang
luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional
sekitar 3 bulan impor.
Download makalah lengkapnya disini...
Baca juga artikel-artikel ini :
Contoh Soal-Soal Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
Contoh Surat Pernyataan
Laporan Resmi Praktikum BiologiI Molekuler (Analisis Domain Fungsional)
Makalah Promosi Sebagai Komunikasi Perusahaan (philip kotler)
Makalah Tentang Puisi Dan Pantun
Contoh Surat Kuasa
0 komentar:
Post a Comment