Friday, 4 July 2014

Contoh Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia




TUGAS KULIAH EKONOMI MAKRO
KELAS KAMIS MALAM
KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER
Disusun guna memenuhi tugas mata perkuliah Ekonomi Makro S1 manajemen dengan dosen pengampu Ibu Dra. Sri Purwantini, MM


                                                        Description: Graphic1


Muhammad Rizal Zain
(B 131 12 0306)





FAKULTAS EKONOMI  UNIVERSITAS SEMARANG
SEMARANG
2014

A.    CONTOH KEBIJAKAN MONETER
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 13 Maret 2014 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50%, dengan suku bunga Lending Facility dan suku bunga Deposit Facility masing-masing tetap pada level 7,50% dan 5,75%. Kebijakan tersebut masih konsisten dengan upaya untuk mengarahkan inflasi menuju ke sasaran 4,5±1% pada 2014 dan 4,0±1% pada 2015, serta mengendalikan defisit transaksi berjalan menurun ke tingkat yang lebih sehat. Perkembangan sejauh ini menunjukkan inflasi yang terkendali dan defisit transaksi berjalan yang menurun. Ke depan, Bank Indonesia tetap mencermati berbagai risiko, baik dari global maupun domestik, dan menempuh langkah-langkah antisipatif guna memastikan stabilitas ekonomi tetap terjaga dan mendorong perekonomian bergerak ke arah yang lebih seimbang sehingga dapat mendukung perbaikan kinerja transaksi berjalan. Untuk itu, Bank Indonesia akan terus memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial, melanjutkan upaya pendalaman pasar keuangan, serta meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah dalam pengendalian inflasi dan defisit transaksi berjalan, termasuk kebijakan untuk memperbaiki struktur perekonomian.
Hasil evaluasi Bank Indonesia menunjukkan pemulihan ekonomi dunia masih berlanjut, namun dengan akselerasi yang tidak sekuat perkiraan sebelumnya. Pemulihan terutama ditopang oleh perbaikan ekonomi negara maju, sejalan dengan masih berlanjutnya stimulus moneter dan menurunnya hambatan fiskal, sementara pertumbuhan ekonomi China belum kembali meningkat terkait dengan kebijakan rebalancing yang sedang ditempuh. Perkembangan ini pada gilirannya menyebabkan kenaikan harga komoditas primer dunia masih terbatas. Bank Indonesia akan terus mencermati berbagai risiko dari perekonomian global, terutama terkait dengan normalisasi kebijakan moneter the Fed, kemungkinan pemulihan ekonomi global yang tidak sekuat perkiraan akibat perlambatan ekonomi China, dan kerentanan eksternal yang dapat muncul di beberapa negara emerging markets.
Bank Indonesia memandang bahwa moderasi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan berlanjut dengan komposisi yang lebih seimbang. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan akan lebih rendah dari perkiraan semula, akibat lebih terbatasnya pengaruh pelaksanaan Pemilu dibandingkan dengan dampak di periodeperiode Pemilu sebelumnya, serta berjalannya transmisi kebijakan stabilisasi yang ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah. Sementara itu, pertumbuhan investasi, termasuk investasi non-bangunan, diperkirakan kembali naik terutama mulai semester II 2014. Ekspor riil juga lebih berada dalam tren meningkat, meskipun tidak sekuat perkiraan sebelumnya, akibat pertumbuhan ekonomi dunia yang belum kuat dan dampak temporer implementasi UU Minerba. Dengan asesmen ini, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2014 berada pada kisaran 5,5-5,9%. Pertumbuhan ekonomi yang lebih seimbang menopang berlanjutnya perbaikan kinerja sektor eksternal Indonesia, baik dari neraca pedagangan maupun neraca finansial. Neraca perdagangan Indonesia yang pada Januari 2014 mencatat defisit sebesar 0,43 miliar dolar AS, lebih dipengaruhi pola musiman yang menurunkan ekspor komoditas nonmigas utama dan dampak penerapan UU Minerba yang diperkirakan temporer. Sementara itu, ekspor manufaktur seperti mesin dan mekanik, produk kimia, dan produk dari logam pada Januari 2014 tumbuh cukup tinggi. Ke depan, Bank Indonesia memperkirakan neraca perdagangan akan kembali mencatat surplus, bersumber dari membaiknya ekspor yang didorong oleh naiknya permintaan dari negara mitra dagang, serta terkendalinya impor sejalan dengan moderasi permintaan domestik. Bank Indonesia berkeyakinan bahwa defisit transaksi berjalan 2014 dapat ditekan di bawah 3,0% dari PDB. Sementara itu, dari neraca finansial, aliran masuk modal asing diperkirakan terus membaik dipengaruhi prospek ekonomi domestik yang semakin sehat. Hingga Februari 2014, aliran masuk portfolio asing ke pasar keuangan Indonesia telah mencapai Rp 34,6 triliun. Dengan perkembangan positif tersebut, cadangan devisa Indonesia pada Februari 2014 meningkat menjadi 102,7 miliar dolar AS, yang setara 5,9 bulan impor atau 5,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

 Download makalah lengkapnya disini...




Baca juga artikel-artikel ini :
Contoh Soal-Soal Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
Contoh Surat Pernyataan
Laporan Resmi Praktikum BiologiI Molekuler (Analisis Domain Fungsional)
Makalah Promosi Sebagai Komunikasi Perusahaan (philip kotler)
Makalah Tentang Puisi Dan Pantun
Contoh Surat Kuasa

0 komentar:

Post a Comment