KATA
PENGANTAR
Puja dan
puji syukur senantiasa kami haturkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah berjudul Puisi dan Pantun ini tanpa hambatan yang
berarti.
Makalah ini
kami susun guna memenuhi persyaratan penilaian dalam mata perkuliahan Bahasa
Indonesia yang diampu oleh ibu Ikha Listyarini selaku dosen pengampu mata
perkuliahan Bahasa Indonesia di Universitas Semarang.
Semarang, Juni 2014
Tim
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Di dalam
makalah ini kami membahas mengenai pantun,
sebagaimana telah kita ketahui pantun termasuk karya sastra puisi lama. Pantun sering kita dengar di mana saja, dalam percakapan, acara-acara
penting, kegiatan sehari-sehari, bahkan sering kita di radio ada acara yang
mengkhususkan untuk berpantun. Pantun kerap kali kita ketahui hanya sastra
lisan semata, tetapi perlu diketahui bahwa pantun kini terdapat pantun
tertulis, pantun yang ditulis, dikumpulkan, dan dipublikasikan secara luas,
tetapi pantun juga harus dibacakan secara lisan agar terlihat nilai estetika
yang terkandung di dalamnya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa saja yang
dimaksud puisi dan pantun?
2.
Apa yang perlu
diperhatikan dalam pembuatan pantun dan puisi?
3.
Apa saja
jenis-jenis pantun yang telah berkembang?
C.
Tujuan
1.
Siswa dapat
menjelaskan pengertian dan perbedaan puisi dengan pantun.
2.
Siswa dapat
menyebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan pantun dan puisi.
3.
Siswa dapat memahami jenis-jenis pantun yang telah berkembang
saat-saat ini.
D.
Metode
Dalam pembuatan makalah ini kami
menggunakan metode studi pustaka dari berbagai sumber buku yang sesuai dengan
materi yang kami bahas.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Puisi
Hampir dalam setiap bahasa daerah di Indonesia dikenal jenis karya sastra
berbentuk puisi yang sudah mempunyai ikatan metric tertentu sehingga dapat
dinyanyikan menurut pola lagu yang sudah dikenal baik dalam masyarakat.
Karya-karya demikian penuh dengan keajaiban, kesaktian, nasihat, dan petuah
ditulis dengan bahasa tinggi yang sering merupakan klise, sehingga sudah
dikenal dan dihapal oleh para pengemarnya.
Puisi merupakan ekspresi pengalaman batin (jiwa) penyair mengenai kehidupan
manusia, alam, dan Tuhan sang pencipta, melalui media bahasa yang estetik yang
secara padu dan utuh, dalam bentuk teks yang dinamakan puisi. M.Atar Semi
mengutip beberapa pendapat ahli sastra tentang pengertian puisi: a) Willia
Worsworth: poetry is the best word in the best order (puisi adalah
kata-kata yang terbaik dalam sususan yang terbaik); b) Leight Hunt: poetry
is imaginative passion (puisi adalah luapan perasaan yang imajinatif); c)
Mathew Arnold: poetry is critism of life (puisi merupakan kritik
kehidupan); d) Herbert Read: poetry is intuitive, imajinative, and synthetic
(puisi bersifat intuitif, imajinatif, dan sintetik)
Di balik kata-katanya yang ekonomis, padat, dan oadu tersebut puisi berisi
potret kehidupan manusia. Puisi menyuguhkan persoalan-persoalan kehidupan
manusia juga manusia dalam hubungannya dengan alam, dan Tuhan sang pencipta.
Masalah kehidupan yang disuguhkan penyair dalam puisinya tentu saja bukan
sekedar refleksi realitas penafsiran, kehidupan, rasa simpati kepada
kemanusiaan, renungan mengenai penderitaan manusia dan alam sekitar) melainkan
juga enderung mengekspresikan hasil renungan penyair tentang dunia metafisis,
gagasan-gagasan baru ataupun sesuatu yang belum terbayangkan dan terpikirkan
oleh pembaca, sehingga puisi sering dianggap mengandung suatu misteri.
B.
Jenis Puisi
Jenis puisi dalam sastra Indonesia dikenal ada puisi lama (tradisional),
puisi baru (modern), dan puisi kontemporer. Jenis puisi lama seperti: bidal,
pantun, syair, gurindam, talibun, seloka, karmina (pantun kilat). Jenis puisi
baru seperti: epik, balada, soneta, ode, elegy, epigram, satire, romanis, dan
puisi-puisi berdasarkan jumlah baris seperti distikon, terzina, kuatern, kuint,
sekstet, septima, stanza, soneta Pantun
Tradisi lisan di mana pun, merupakan asal muasal puisi modern. Bahkan cukup
aman untuk mengatakan bahwa pada dasarnya puisi modern pun yang ditulis
berdasarkan prinsip keberaksaraan, memiliki hubungan yang tak terpisahkan
dengan prinsip kelisanan. Piranti puisi seperti rima, irama, pengulangan,
aliterasi, asonansi, dan kesejajaran menunjukkan membuktikan bahwa puisi tulis
dan cetak memang harus “dilisankan” untuk mendapatkan keindahan dan maknanya
meskipun tentu kita tidak perlu melisankan secara keras, tetapi cukup dalam
pikiran kita. Dalam perkembangan puisi kita pengembangan berbagai jenis tradisi
lisan itu masih nampak sampai sekarang, seperti yang tampak dalam penggunaan
bentuk-bentuk pantun dan mantra. Pantun dan mantra merupakan bentuk tradisi
lisan kita yang boleh dikatakan “asli”, meskipun istilah itu bisa saja
dimasalahkan.
C.
Pantun
Pantun merupakan satu di antara sekian banyak genre kesusastraan yang lahir
dan berkembang di nusantara. Pada mulanya, istilah pantun ini berasal dari
bahasa Minangkabau “patuntun” yang berarti penuntun. Namun ternyata, istilah
pantun ini pun dikenal juga di kalangan masyarakat Jawa, Sunda, Batak, dan
Melayu.
Dalam masyarakat Jawa, pantun dikenal dengan istilah “parikan.” Dalam
masyarakat Sunda dikenal dengan sebutan “paparikan”. Sementara masyarakat Batak
mengenal pantun dengan istilah “umpasa” (dibaca uppasa). Masih tentang pantun,
dalam bahasa Melayu, pantun dikenal dengan istilah “quatrain”.
Pantun adalah sebuah karya sastra
lama yang terikat oleh aturan jumlah bait, baris, dan rima akhir. Pantun
digunakan untuk mencurahkan isi hati seseorang.
D.
Ciri-Ciri Pantun
1.
Satu bait terdiri dari 4 baris atau larik
2.
Tiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
3.
Baris kesatu dan kedua merupakan sampiran, sedangkan
baris ketiga dan keempat merupakan isi atau maksud, dan
4.
Rima atau sajak akhir a – b – a – b
Surabaya berupa-rupa
Sapu tangan jatuh di lumpur
Hendak lupa tak dapat lupa
Lupa sebentar di waktu tidur
Kapal belayar dari Belawan
Berlabuh tentang Pulau Tujuh
Kalau terkenang kepada tuan
Hati di dalam hancur luluh
Dalam pantun selalu ada dua
dimensi yaitu pertama yang disebut sampiran. Konvensi mengatakan bahwa tidak
ada yang sungguh-sungguh dengan sampiran. Sampiran semata-mata diciptakan
sebagai pengantar menuju isi yang sebenarnya dalam dua larik berikutnya. Bila
kita berpedoman pada Kamus Besar Bahasa Indonesia hal yang sama ditegaskan lagi
di sana ketika tentang sampiran dikatakannya sebagai berikut: “Paruh pertama
pada pantun, yaitu baris kesatu dan kedua berupa kalimat-kalimat yang biasanya
hanya merupakan persediaan bunyi kata untuk disamakan dengan bunyi kata pada
isi pantun (biasanya kalimat-kalimat pada sampiran tak ada hubungan makna
dengan kalimat-kalimat pada bagian isi)”.
E.
Macam-macam pantun
Pantun
banyak macamnya, pantun nasihat, orang tua, anak-anak, bahkan muda-mudi. Isi
dari pantun menerangkan maksud dan tujuan kepada si pendengar. Di bawah ini
beberapa contoh pantun:
1.
Pantun
Anak-Anak
Contoh :
Elok rupanya si kumbang jati
Dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besar hati
Melihat ibu sudah datang
Contoh :
Elok rupanya si kumbang jati
Dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besar hati
Melihat ibu sudah datang
2.
Pantun Orang
Muda
Contoh :
Ikan duyung di laut biru
Contoh :
Ikan duyung di laut biru
Ikan impian dalam kenangan
Ada kabar
adinda rindu
Lewat laut
pun kanda berenang
3.
Pantun Orang
Tua
Contoh :
Asam kandis asam gelugur
Kedua asam riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang
Contoh :
Asam kandis asam gelugur
Kedua asam riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang
4.
Pantun
Jenaka
Contoh :
Elok rupanya pohon belimbing
Tumbuh dekat pohon mangga
Elok rupanya berbini sumbing
Biar marah tertawa juga
Contoh :
Elok rupanya pohon belimbing
Tumbuh dekat pohon mangga
Elok rupanya berbini sumbing
Biar marah tertawa juga
5.
Pantun
Teka-Teki
Contoh :
Kalau puan, puan cemara
Ambil gelas di dalam peti
Kalau tuan bijak laksana
Binatang apa tanduk di kaki
Contoh :
Kalau puan, puan cemara
Ambil gelas di dalam peti
Kalau tuan bijak laksana
Binatang apa tanduk di kaki
6.
Pantun Agama
Naik becak di hari minggu
Manusia pasti bersatu
Kalau Tuhan memberi rahmat
F.
Pantun Pengiring
Lagu
Download makalah lengkapnya disini..
Baca juga artikel-artikel ini :
Contoh Soal-Soal Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
Contoh Surat Pernyataan
Contoh Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia
Makalah Promosi Sebagai Komunikasi Perusahaan (philip kotler)
Contoh Surat Kuasa
Laporan Resmi Praktikum BiologiI Molekuler (Analisis Domain Fungsional)
Download makalah lengkapnya disini..
Baca juga artikel-artikel ini :
Contoh Soal-Soal Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
Contoh Surat Pernyataan
Contoh Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal Di Indonesia
Makalah Promosi Sebagai Komunikasi Perusahaan (philip kotler)
Contoh Surat Kuasa
Laporan Resmi Praktikum BiologiI Molekuler (Analisis Domain Fungsional)
0 komentar:
Post a Comment